PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MODEL MARKOWITZ PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.36277/geoekonomi.v12i2.166Keywords:
portofolio optimal, Markowitz, Jakarta Islamic IndexAbstract
Judul penelitian ini tentang analisis penentuan portofolio optimal dengan model Markowitz pada Jakarta Islamic Index (JII) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Menggunakan metode Markowitz, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saham yang menjadi portofolio optimal, mengetahui tingkat return dan risiko portofolio optimal, dan mengetahui proporsi dana dari masing-masing saham portofolio optimal pada saham Jakarta Islamic Index yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode Desember 2020 sampai dengan Mei 2021 sebanyak 30 saham yang masuk dalam daftar Jakarta Islamic Index. Analisis yang digunakan adalah penentuan portofolio optimal menggunakan langkah-langkah model Markowitz dengan bantuan program Solver di Excel. Berdasarkan hasil analisis data pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model Markowitz pada sahaam JII di Bursa Efek Indonesia periode Desember 2020 sampai dengan Mei 2021 bahwa analisis pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan model Markowitz mampu menghasilkan 6 (enam) kandidat saham sebagai penyusun portofolio optimal yaitu AKR Corporindo Tbk (AKRA), Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), Merdeka Cooper Gold Tbk (MDKA), dan Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM). Besarnya proporsi dana yang dialokasikan untuk masing-masing saham pembentuk portofolio optimal berdasarkan model Markowitz terdapat 4 saham sebagai penyusun portofolio optimal yaitu AKR Corporindo Tbk. (AKRA), Charoen Pokphand Indonesia Tbk.(CPIN), Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), dan Merdeka Copper Gold Tbk, (MDKA). Investor dan calon investor sebelum melakukan investasi saham disarankan agar melakukan diversifikasi saham dengan membentuk portofolio optimal bisa dengan menggunakan model Markowitz atau model lainnya. Bagi perusahaan yang sahamnya belum masuk dalam pembentukan portofolio optimal diharapkan dapat melakukan evaluasi kinerja saham.